Sri Mulyani Akui Tarif Trump Bisa Gerus Ekonomi RI

4 months ago 58
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui tarif dagang tinggi yang dikenakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bisa berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sejauh ini Indonesia tetap diganjar tarif 32% yang berlaku mulai 1 Agustus 2025.

"Mungkin dampaknya terutama pada growth (pertumbuhan ekonomi) ya," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komite IV DPD RI, Rabu (9/7/2025).

Pernyataan itu untuk menjawab Ketua Komite IV DPD RI Ahmad Nawardi yang bertanya apakah proyeksi pertumbuhan ekonomi di 2026 sudah memperhitungkan kebijakan tarif Trump. Sri Mulyani bilang rentang target pertumbuhan ekonomi dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026 cukup lebar yakni 5,2-5,8%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk growth itu kita range-nya cukup lebar 5,2-5,8%, jadi kami akan lihat," ucap Sri Mulyani.

Dari proyeksi itu, Sri Mulyani menyebut ada aspirasi yang menyampaikan agar lebih tinggi bahkan lebih rendah. Pihaknya mengaku akan melihat perkembangan terakhir untuk memasukkan angka pertumbuhan ekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026.

"Kemarin tentu kita mendengar aspirasi ada yang ingin lebih tinggi, kalau dari BI bahkan lebih rendah (4,7%-5,5%). Jadi kami juga akan melihat, mengkalibrasi di antara itu. KEM-PPKF kan kita sudah tulis pada saat kondisi ini bergerak terus. Jadi nanti untuk RAPBN yang akan kita selesaikan dalam 1,5 bulan ke depan, ya kita akan melihat perkembangan terakhir ini," ucap Sri Mulyani.

Sri Mulyani menyebut di satu sisi pihaknya harus realistis dalam mematok target pertumbuhan ekonomi di 2026 saat ketidakpastian global masih tinggi, namun di sisi lain juga harus memberikan harapan positif dan optimisme.

"Itu tentu sesuatu yang harus dijaga secara seimbang sehingga kami memang di dalam pembahasan dengan Badan Anggaran maupun Komisi XI DPR RI adalah terus melihat faktor-faktor apa yang mendorong dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi agar angka yang muncul dalam APBN merupakan angka yang cukup," tuturnya.

Tidak hanya ekonomi Indonesia yang terdampak, berbagai lembaga internasional juga telah memangkas proyeksi ekonomi global tahun ini dan tahun depan. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi global tahun 2025 hanya tumbuh 2,8% pada 2025 dan 3% pada 2026, sementara itu Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan hanya 2,3% di 2025 dan 2,4% di 2026.

Saksikan Live DetikSore :

(acd/acd)

Read Entire Article