Negosiasi RI Gagal Total-Tetap Kena Tarif 32%, Gegara Masuk BRICS?

4 months ago 21
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tetap mengenakan tarif dagang sebesar 32% terhadap produk asal Indonesia yang masuk AS. Padahal upaya negosiasi telah dilakukan mulai dari tawaran paket pembelian komoditas dari AS hingga investasi senilai US$ 34 miliar atau sekitar Rp 547 triliun (kurs Rp 16.100).

Lantas, apakah pengenaan tarif 32% tersebut karena Indonesia gabung kelompok BRICS?

Sebagaimana diketahui, sebelumnya Trump mengancam akan mengenakan tarif tambahan 10% kepada negara yang berpihak pada kebijakan anti-Amerika dari kelompok BRICS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu kan sudah disebut ya oleh Pak Trump (tambahan tarif untuk anggota BRICS), tapi kita masih lihat ini, namanya negosiasi kan kita belum tahu hasilnya," kata Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu kepada wartawan di Gedung DPR RI, Selasa (8/7/2025).

Febrio meminta semua pihak untuk menunggu Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan tim yang sedang melakukan negosiasi lanjutan di AS. Jika sudah ada hasilnya maka akan disampaikan kemudian.

"Nanti kita tunggu saja dari Pak Menko, Pak Menko kan lead-nya ya, jadi nanti kita tunggu saja Pak Menko akan menyampaikan ke media kira-kira seperti apa perkembangan detailnya ya," tutur Febrio.

Sebagai informasi, ancaman Trump muncul ketika para pemimpin menghadiri pertemuan anggota BRICS di Rio de Janeiro, Brasil. Para pemimpin blok itu mengkritik kebijakan tarif Trump yang luas dalam sebuah pernyataan bersama pada 6 Juli 2025.

Mereka memperingatkan langkah-langkah proteksionis sepihak yang tidak berdasar, termasuk kenaikan tarif timbal balik secara sembarangan. Tanpa menyebut AS secara langsung, para pemimpin BRICS menyampaikan keprihatinan terhadap tarif dagang sepihak tanpa mempertimbangkan dampaknya.

"Keprihatinan serius atas meningkatnya tindakan tarif dan non-tarif sepihak yang mendistorsi perdagangan dan bertentangan dengan aturan WTO. Peningkatan tindakan pembatasan perdagangan bisa mengganggu ekonomi global dan memperburuk ketimpangan ekonomi yang sudah ada," jelas BRICS.

Trump lantas meradang setelah adanya pernyataan itu. Lewat Truth Social miliknya, ia mengancam memberikan tarif impor tambahan sebesar 10%.

"Negara mana pun yang berpihak pada kebijakan anti-Amerika dari BRICS akan dikenai TARIF TAMBAHAN sebesar 10%. Tidak akan ada pengecualian terhadap kebijakan ini," kata Trump di Truth Social.

Anggota BRICS meliputi Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Ethiopia, Iran dan Indonesia yang baru bergabung. BRICS berupaya untuk membantu negara berkembang dalam berbagai bidang seperti ekonomi, militer, teknologi dan hubungan diplomasi antar negara.

Simak juga video: Ekonom Indef Prediksi Efek Buruk Tarif Resiprokal 32% Amerika

(acd/acd)

Read Entire Article