3 Orang Jadi Tersangka Jual Data Konsumen Ekspedisi, Begini Perannya

4 months ago 17
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Polda Metro Jaya telah menetapkan tiga orang jadi tersangka dalam kasus penjualan data konsumen Ninja Express. Polisi mengungkap peran dari tiga tersangka.

Para tersangka berinisial G, MFB, dan T. Dari tiga tersangka ini, yang sudah tertangkap dua orang, yakni MFB mantan kurir Ninja Express dan T karyawan kantor Ninja Express. Sementara G masih berstatus sebagai DPO.

Kasubdit III Ditressiber Polda Metro Jaya AKBP Rafles Langgak Putra Marpaung dalam konferensi pers, Jumat (11/7), mengungkapkan tersangka DPO G merupakan otak dari tindak kejahatan yang dilakukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tersangka G, yang sampai saat ini sedang DPO. Jadi awal permasalahan ini adalah dari tersangka G, tersangka G yang mempunyai ide, yang mempunyai rencana untuk melakukan hal ini," ungkap Rafles.

"Tersangka G itu membujuk tersangka MFB yang dulunya adalah bekerja sebagai kurir, menanyakan apakah tersangka MFB ini mempunyai akses terhadap data-data pemesanan," sambungnya.

Sementara itu, MFB, karena tidak memiliki data yang diminta tersangka G, langsung menghubungi tersangka T. Harapannya, tersangka T bisa memberikan data-data konsumen yang diminta.

"Tersangka MFB ini kemudian menyampaikan kepada tersangka T yang saat itu sedang bekerja di dalam kantor," jelas dia.

Rupanya tersangka T juga tidak memiliki akses untuk memperoleh data-data konsumen. Sampai akhirnya, tersangka T berperan memperoleh data-data konsumen dengan cara ilegal akses.

"Sebetulnya dia tidak punya akses, namun dia bisa melihat situasi pada saat kondisi lengah, karyawan lengah, dia melakukan ilegal akses tersebut," kata dia.

Dia juga mengungkapkan, tersangka G memberikan komisi terhadap tersangka MFB dan T. Masing-masing diberikan upah Rp 1.000 dan Rp 1.500 per data yang jumlahnya mencapai 10.000 ribu data.

"Dari data-data yang diambil, tersangka G, yang DPO ini, menjanjikan Rp 2.500 per data. Jadi dari permasalahan ini tersangka MFB itu mendapatkan, dari Rp 2.500, tersangka MFB mendapatkan Rp 1.000," ujar Rafles.

"Sementara tersangka T mendapatkan bayaran Rp 1.500 per data. Jadi totalnya MFB mendapatkan bayaran Rp 10 juta dan tersangka T mendapatkan Rp 15 juta," ucapnya.

Simak juga Video 'Sindikat Pemburu Data Pribadi di Bali Sasar Warga Miskin':

(idn/idn)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article