Aktivitas pertambangan di kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya, menjadi polemik. Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq, mengungkap temuan di empat wilayah pertambangan kawasan Raja Ampat.
Hanif menyebut ada penemuan di salah satu wilayah, yakni Pulau Manuran, yang terindikasi adanya kerusakan lingkungan.
Hanif mengatakan pertambangan dilakukan pada 4 lokasi pulau-pulau kecil oleh PT GN, PT ASP, PT KSM, dan PT MRB. Pulau Manuran yang pertambangannya dikelola oleh PT KSP bahkan terindikasi terdapat kerusakan lingkungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang di pulau ini (Manuran) lebih kecil ya, jadi hanya 743 hektare. Tentu kita bisa membayangkan kalau ini dilakukan eksploitasi, pemulihannya tidaklah terlalu gampang karena tidak ada lagi bahan untuk memulihkan. Ini yang kemudian menjadi perhatian kami untuk melakukan review terkait dengan dokumen lingkungan," kata Hanif dalam konferensi pers di Pullman, Jakarta Pusat, Minggu (8/6).
1. Kerusakan di Pulau Manuran
Ia mengatakan persetujuan lingkungan untuk PT ASP ini diberikan oleh Bupati Raja Ampat. Ia menyebut hingga kini dokumen itu belum masuk ke pihak Kementerian Lingkungan Hidup.
"Jadi persetujuan lingkungan yang untuk PT ASP ini diterbitkan oleh Bapak Bupati Kabupaten Raja Ampat No. 75B tahun 2006. Jadi sampai sekarang dokumen tersebut belum berada di kami. Kami nanti akan minta untuk kemudian diserahkan kepada kami untuk dilakukan review lebih lanjut," katanya.
Menteri LH lantas menunjukkan kerusakan di Pulau Manuran, Raja Ampat, di mana terlihat kekeruhan di bibir pantai. Dikatakan jika settling pond atau kolam pengendapan di pertambangan di sana sempat jebol mencemari pantai.
"Ini posisinya teman-teman sekalian. Pada saat dilakukan pengawasan memang ada kejadian settling pond dan jebol. Dan ini memang menimbulkan pencemaran lingkungan, kekeruhan pantai yang cukup tinggi. Dan ini tentu ada konsekuensi yang harus ditanggungjawabi oleh perusahaan tersebut," ujar Menteri Hanif.
Ia mengatakan PT ASP perlu meningkatkan penanganan lingkungan akibat pertambangan. Menteri LH juga menyoroti manajemen lingkungan yang belum dimiliki oleh PT ASP.
"Jadi terlihat memang berbeda dengan PT yang satunya (PT GN). PT yang ini memang agak beberapa penanganan lingkungannya agak perlu ditingkatkan ya," ujar Hanif.
"Jadi termasuk manajemen lingkungannya belum dia miliki sehingga kondisi lingkungannya tidak terlalu baik untuk yang berada di PT ASP ini di Pulau Manuran," tambahnya.
Apa saja temuan lainnya? Baca halaman selanjutnya.
2. Ada Potensi Penemaran di Pulau Manuran
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menjelaskan temuan kerusakan lingkungan di empat wilayah pertambangan kawasan Raja Ampat. (Dwi R/detikcom)
"Jadi ini sudah diberikan papan penyegelan dari teman-teman penegakan hukum. Jadi ini agak serius ini kondisi lingkungannya untuk pulau yang ada di Pulau Manuran ini. Yang kegiatan penambangan nikel yang dilakukan di Pulau Manuran ini," ujar Hanif.
Dia juga mengungkap potensi pencemaran di pulau ini. Pencemaran lingkungannya agak serius.
"Selain pulau yang kecil, pelaksanaannya, kegiatan penambangnya kurang hati-hati. Sehingga ada potensi pencemaran lingkungan yang agak serius untuk di Pulau Manuran ini," imbuhnya.
3. Kondisi Pulau Gag
Hanif juga menunjukkan foto-foto terkait kondisi pertambangan di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, periode 26-31 Mei 2025. Ia menyebut Kementerian LH melakukan pemantauan di empat lokasi yang masing-masing dikelola perusahaan berbeda.
Hanif mulanya menunjukkan dokumentasi lapangan di Pulau Gag, Kecamatan Waigeo Barat Kepulauan, yang dikelola oleh PT GN yang merupakan anak perusahaan pelat merah Aneka Tambang (Antam). Ia mengatakan pertambangan oleh PT GN sesuai dengan kaidah, kerusakan yang ditimbulkan diklaim tak terlalu serius.
"Jadi memang kelihatannya pelak...

5 months ago
28
























