571 Ribu Penerima Bansos Diduga Judol, Legislator: Sangat Menyeramkan

4 months ago 15
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PKS Muhammad Nasir Djamil mengaku seram dengan temuan data 500 ribuanpenerima bansos diduga terlibat judi online atau judol. Ia menyoroti kierja satgas pemberantasan judol.

"Kalau begini informasinya, maka patut kita pertanyakan apa yang telah dilakukan satgas pemberantasan judi online? Apakah satgas itu tidak menyasar ke pemilik rekening?" kata Nasir kepada wartawan, Jumat (11/7/2025).

Nasir mengatakan kasus tersebut cukup menyeramkan. Menurutnya, edukasi dan verifikasi ulang harus diperketat agar hal serupa tak terjadi kembali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau benar apa yang disampaikan oleh PPATK tersebut maka itu sangat menyeramkan. Sebab jumlahnya sangat fantastis. Mau dibawa kemana nasib masyarakat kita yang seperti itu," ujarnya.

"Ke depan edukasi dan verifikasi terhadap pemilik rekening menjadi keharusan agar peristiwa serupa tidak terulang, 'jangan salahkan mereka jika tergoda main judi online. Sosialisasi dan edukasi terhadap penerima bansos harus menjadi prioritas'," imbuh dia.

Sebelumnya, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyampaikan sekitar 500 ribu penerima bantuan sosial (bansos) terindikasi terlibat dalam main judi online (judol). Adapun nilai transaksi dari aktivitas tersebut mencapai hampir Rp 1 triliun.

Ketua PPATK Ivan Yustiavandana mengatakan pihaknya baru menganalisis penerima bansos dari satu bank. Dari Nomor Induk Kependudukan (NIK) bansos, terlibat main judi online, tindakan pidana korupsi hingga pendanaan terorisme.

"Ya kita masih, baru satu bank ya, baru satu bank. Jadi kita cocokan NIK-nya. Ternyata memang ada NIK yang penerima bansos yang juga menjadi pemain judo, ya itu 500 ribu sekian. Tapi ternyata ada juga NIK-nya yang terkait dengan tindakan pidana korupsi, bahkan ada yang pendanaan terorisme ada," kata Ivan kepada awak media, di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (10/7)

Simak Video PPATK: 571 Ribu Penerima Bansos Terindikasi Main Judol-Danai Terorisme

Saksikan juga edisi perdana Shout Out, Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi

(amw/maa)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article