Jakarta -
Minggu depan, murid-murid masuk sekolah di tahun ajaran baru. Khusus untuk murid baru, mereka akan melaksanakan MPLS selama beberapa hari di minggu pertama sekolah.
Terkait materi MPLS 2025, berikut ini edaran resmi dari Kemendikdasmen.
Daftar Materi MPLS 2025
Berdasarkan ketetapan Kemendikdasmen, MPLS 2025 dilaksanakan selama lima hari. Ini daftar materi yang dapat digunakan untuk kegiatan MPLS 2025 merujuk pada Surat Edaran Mendikdasmen Nomor 10 Tahun 2025 tentang Pelaksanaan MPLS 2025.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Penumbuhan dan Penguatan Karakter serta Profil Lulusan
Materi ini bertujuan untuk menumbuhkan dan menguatkan karakter serta profil lulusan murid baru melalui Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, Pertemuan Pagi Ceria, pengenalan profil lulusan, dan aktivitas lainnya.
a. Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat meliputi kegiatan sebagai berikut.
- Bangun Pagi
Kegiatan ini menekankan pentingnya disiplin waktu. - Beribadah
Kegiatan ini mendorong pengembangan spiritual. - Berolahraga
Kegiatan ini meningkatkan kesadaran akan kesehatan fisik. - Makan Sehat dan Bergizi
Kegiatan ini membiasakan pola makan sehat. - Gemar Belajar
Kegiatan ini menumbuhkan motivasi belajar sepanjang hayat. - Bermasyarakat
Kegiatan ini mengembangkan kemampuan bersosialisasi dan peduli sesama. - Tidur Cepat
Kegiatan ini menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.
b. Pertemuan Pagi Ceria meliputi aktivitas sebagai berikut.
- Senam Anak Indonesia Hebat yang bertujuan untuk menjaga kesehatan fisik dan membangkitkan semangat. http://s.id/senamAIH
- Menyanyikan lagu "Indonesia Raya" yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air, solidaritas keindonesiaan, dan membangkitkan semangat.
- Doa bersama yang dilakukan sebelum memulai pelajaran untuk memohon kelancaran dan keberkahan dalam proses belajar.
c. Profil Lulusan meliputi beberapa dimensi sebagai berikut.
- Dimensi Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan YME mengacu pada individu yang memiliki keyakinan dan mengamalkan ajaran agama/kepercayaannya, berakhlak mulia, serta menjaga hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, sesama manusia, dan lingkungan.
- Dimensi kewargaan mengacu pada individu yang bangga akan identitas dan budayanya, menghargai keberagaman, menjaga persatuan bangsa, menaati aturan bernegara dan bermasyarakat, serta menjaga keberlanjutan kehidupan, lingkungan, dan harmoni antarbangsa.
- Dimensi penalaran kritis mengacu pada individu yang memiliki rasa ingin tahu, mampu berpikir logis dan analitis, serta mampu menganalisis dan menyelesaikan permasalahan, berargumentasi logis, dan memanfaatkan literasi dan numerasi untuk memecahkan masalah.
- Dimensi kreativitas mengacu pada individu yang mampu berperilaku produktif, menciptakan inovasi, dan merumuskan solusi bagi permasalahan di sekitarnya.
- Dimensi kolaborasi mengacu pada individu yang membiasakan diri untuk peduli dan berbagi, serta membangun kerja sama dengan berbagai kalangan di lingkungan sekitar.
- Dimensi kemandirian mengacu pada individu yang mampu bertanggung jawab, berinisiatif, dan beradaptasi dalam pembelajaran dan pengembangan diri.
- Dimensi kesehatan mengacu pada individu yang menjalankan pola hidup bersih dan sehat berdasarkan pemahaman tentang kebugaran, kesehatan fisik dan mental, dan berkontribusi secara positif terhadap lingkungannya.
- Dimensi komunikasi mengacu pada individu yang memiliki kemampuan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis dengan baik dan benar, sesuai etika dalam beragam konteks dan moda.
d. Pencegahan Penyimpangan Isu Sosial
Materi ini terdiri atas materi wajib dan pilihan. Materi wajib yang diperkenalkan bagi murid baru agar mereka menghindari dan mengetahui resikonya terkait isu penyalahgunaan NAPZA, judi online, dan pentingnya keadaban digital. Sedangkan, materi pilihan yang dapat diperkenalkan pada murid baru, antara lain, terkait isu pornografi dan perkawinan anak agar mereka terhindar dari berbagai penyimpangan isu sosial di masyarakat.
2. Pengenalan dan Interaksi Positif dengan Warga Satuan Pendidikan
Materi ini bertujuan membantu murid baru untuk mengenal, beradaptasi, dan berinteraksi positif dengan sesama murid, kepala satuan pendidikan, guru, tenaga kependidikan, karyawan/petugas, dan warga satuan pendidikan lainnya. Dengan demikian, murid baru merasa betah dan nyaman saat di satuan pendidikan dan terwujud kemitraan pe...

4 months ago
19
























