Dicecar Anggota DPR, Mendikdasmen Akan Cek Temuan Siswa SMP Belum Bisa Baca

4 months ago 12
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta - Mendikdasmen Abdul Mu'ti menanggapi informasi adanya pelajar SMP belum bisa membaca. Abdul Mu'ti mengatakan akan mengecek informasi tersebut.

"Soal-soal begitu nanti kita lihat, masalahnya apa, ada di mana. Kan tidak bisa kita lihat satu persatu masalah itu," kata Abdul Mu'ti kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/7/2025).

Meski begitu, Abdul Mu'ti menegaskan tak akan mengganti kurikulum yang telah ada saat ini. Sebab, menurutnya, pernyataan tersebut harus didasari dengan data.

"Nggak ada (ganti kurikulum). Itu kan opini, kita harus mengambil kebijakan berbasis data ya," ujarnya.

Sebelumnya, Anggota Komisi X DPR Fraksi NasDem, Furtasan Ali Yusuf, menyoroti tingkat literasi pelajar di tingkat sekolah menengah pertama (SMP). Furtasan mengaku menemukan adanya pelajar SMP yang belum bisa membaca di Kabupaten Serang, Banten.

Hal itu disampaikan Furtasan dalam rapat kerja bersama Mendikdasmen Abdul Mu'ti di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/7). Dia mengatakan siswa tak bisa membaca itu berada di kelas 1 dan 2 SMP.

"Banyak di lapangan Pak Menteri, saya menemukan anak kelas 1 dan kelas 2 SMP, ini sampai sekarang belum bisa baca. Padahal capaian literasi di sini adalah mencapai 68 persen dan numerasi 66 persen," kata Furtasan.

Dia pun sempat mempertanyakan kondisi tersebut. Furtasan mengatakan, berdasarkan keterangan kepala sekolah setempat, kurikulum yang diterapkan menjadi salah satu kendala.

"Saya coba bertanya, 'Kenapa ini Pak Kepala Sekolah?' Ternyata memang kurikulum yang kita kemarin terapkan itu, mengharuskan anak bisa baca atau tidak bisa baca tetap dinaikkan kelas. Nah ini tantangan tersendiri bagi kita semuanya, menjadi PR semuanya," jelasnya. (amw/maa)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article