Dosen UGM Ini Jadi Guru Besar Usal Teliti Budaya Masuk Angin, Ini Temuannya

6 months ago 26
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Sleman -

Dosen Antropologi Kesehatan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM, Prof. Dr. Atik Triratnawati, belum lama ini dikukuhkan menjadi Guru Besar bidang Antropologi Kesehatan UGM. Atik mengangkat penelitian tentang masuk angin merupakan fenomena budaya dalam disertasinya.

Atik dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang antropologi kesehatan pada Selasa (10/6) di Balai Senat UGM. Atik menjelaskan bahwa masuk angin menjadi sebuah fenomena antara bidang medis dan budaya, terkhusus budaya Jawa.

"Orang Jawa punya konstruksi budaya terkait dengan masuk angin bahwa masuk angin diakibatkan tubuh terlalu dominan, terlalu kebanyakan kemasukan angin. Sehingga sehat itu harmoni antara panas dan dingin," ujar Atik saat dihubungi, dilansir detikJogja, Senin (16/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atik menyebut istilah masuk angin berkembang dalam budaya atau masyarakat tertentu. Maka, dia menyebut masuk angin masuk kategori fenomena budaya.

"Rasa sakit dan penyakit itu dibentuk oleh komunitas tempat penderita itu merasakan sakit. Sehingga label sakit, penyembuhannya, gejala, recovery, dan sebutan-sebutan khusus itu dipengaruhi oleh budaya si penderita," tuturnya.

"Sedangkan bagi orang-orang medis menganggap penyakit didefinisikan oleh medis modern, seperti dokter, perawat, dan tenaga kesehatan," jelas Atik.

Atik menambahkan masuk angin sendiri tidak ada dalam kamus medis modern. Dalam medis, masuk angin dikategorikan sebagai penyakit common cold atau flu.

"Karena masuk angin itu tidak ada di dalam kamus medis modern. Jadi tidak ada penyakit masuk angin, kata dokter. Adanya common cold atau flu. Sehingga dokter menyembuhkan masuk angin dengan obat flu atau obat common cold, panas dingin itu," tuturnya.

Simak juga Video Penjelasan Medis di Balik Sensasi Hangat Kerokan

(idh/imk)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article