Fenomena Bediding Bikin Suhu Dingin di Musim Kemarau, Ini Penjelasannya

4 months ago 18
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Suhu udara terasa lebih dingin di malam hingga pagi hari meski Indonesia sedang memasuki musim kemarau. Fenomena ini dikenal dengan istilah bediding, atau dalam bahasa Jawa disebut mbedhidhing, dan umum terjadi di sejumlah wilayah.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut fenomena ini sebagai hal yang wajar terjadi saat puncak kemarau. Penurunan suhu ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor atmosferik, mulai dari minimnya tutupan awan, kelembapan udara yang rendah, hingga adanya aliran angin kering dari Australia yang sedang mengalami musim dingin.

Faktor Penyebab Suhu Dingin di Musim Kemarau

Menurut BMKG, fenomena bediding berkaitan erat dengan kondisi atmosfer yang umum terjadi saat kemarau. Pada periode ini, curah hujan berkurang dan langit cenderung cerah, yang berarti tidak banyak awan yang menahan panas. Akibatnya, panas dari permukaan bumi lebih mudah dilepaskan ke atmosfer pada malam hari, menyebabkan suhu turun drastis menjelang pagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi kering ini juga menyebabkan uap air di permukaan bumi sangat sedikit. Uap air berperan menyimpan panas di atmosfer. Ketika kandungan uap air rendah, tidak ada media yang cukup untuk menahan panas radiasi balik dari bumi. Akibatnya, udara di dekat permukaan pun ikut mendingin.

Fenomena ini makin terasa saat angin muson timur dari Australia bertiup melewati wilayah Indonesia bagian selatan. Angin tersebut bersifat dingin dan kering karena berasal dari Benua Australia yang tengah mengalami musim dingin. Dampaknya sangat terasa di Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT), di mana suhu pada malam hingga pagi hari dapat turun lebih rendah dibanding wilayah lain.

Meski pagi hari terasa dingin, suhu udara akan meningkat tajam saat siang karena minimnya awan membuat radiasi matahari langsung mencapai permukaan bumi. Inilah sebabnya bediding biasanya disertai siang yang terik, kondisi khas musim kemarau di Indonesia.

Suhu Dingin Tidak Berkaitan dengan Aphelion

BMKG menegaskan bahwa fenomena suhu dingin di musim kemarau tidak berkaitan dengan aphelion, yaitu posisi saat bumi berada di titik terjauh dari matahari dalam orbit tahunannya. Meski aphelion terjadi pada sekitar bulan Juli, pengaruhnya terhadap suhu di permukaan bumi sangat kecil.

Jarak bumi ke matahari saat aphelion hanya berbeda sekitar 3 persen dibanding saat perihelion. Perbedaan ini tidak cukup signifikan untuk menyebabkan perubahan suhu udara secara ekstrem. Suhu yang turun di Indonesia lebih dipengaruhi oleh dinamika atmosfer seperti angin muson, kelembapan rendah, serta tutupan awan yang sedikit.

Prediksi BMKG: Sampai Kapan Suhu Dingin Terjadi?

BMKG memperkirakan fenomena suhu dingin atau bediding akan berlangsung hingga puncak musim kemarau berakhir, yaitu sekitar Agustus hingga awal September. Setelah periode tersebut, suhu udara akan kembali menghangat seiring datangnya masa peralihan menuju musim hujan.

Namun, BMKG juga mencatat bahwa musim kemarau tahun ini tergolong tidak biasa. Dalam rilis resminya, BMKG menyebut sebagian besar wilayah Indonesia mengalami kemarau basah, yaitu musim kemarau dengan curah hujan di atas normal akibat pengaruh suhu muka laut yang tetap hangat dan gelombang atmosfer aktif. Kondisi ini diprediksi berlangsung hingga Oktober 2025 dan berpotensi memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor, terutama di wilayah yang masih sering diguyur hujan.

Simak juga Video 'Kata BMKG soal Banyak Daerah Hujan Lebat Meski Sudah Kemarau':

(wia/imk)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article