Gubernur Banten Ngaku Takut Tersetrum Saat Coba Kompor Listrik: Ternyata Aman

Jakarta -

Gubernur Banten Andra Soni ikut lomba memasak dengan menggunakan kompor induksi atau kompor listrik. Andra mengatakan ini pertama kali dirinya menggunakan kompor listrik hingga sempat takut tersetrum.

Andra bersama istrinya, Tinawati Andra Soni, memasak dalam acara lomba memasak yang diadakan oleh PLN Banten. Acara tersebut digelar di Gedung Negara Provinsi Banten, Jumat (18/7/2025).

Andra tampak menggunakan celemek dan topi koki. Dia bersama Tinawati memasak tortilla jagung.

Andra mengaku ini pertama kali dirinya memasak di kompor listrik. Andra mengaku sempat khawatir tersetrum.

"Kalau masakannya sendiri sih rasanya enak. Tapi bagaimana rasanya pengalaman pertama menggunakan kompor listrik. Ada pikiran sederhana saya. Listrik kan cenderung bisa nyetrum ya," ujar Andra.

Andra mengatakan kompor listrik ternyata aman dan dirinya tidak tersetrum. Dia juga mengaku ingin coba beralih ke kompor listrik.

"Ternyata ini aman, pertama tak kepanasan, kedua listrik ada MCB (Miniature Circuit Breaker), jadi aman," katanya.

Andra mengaku akan mengampanyekan penggunaan kompor listrik di Banten. Dia berharap penggunaan teknologi listrik bisa lebih memudahkan warga.

"Kita harus mendorong ini bisa dimasyarakatkan dan kita sama-sama mengampanyekan agar tujuan kita untuk beralih kepada listrik, baik mobil listrik maupun alat-alat memasak, atau kompor listrik atau induksi, bisa dijalankan dan masif di Provinsi Banten," kata Andra.

Andra menyebut perubahan dari kompor gas ke listrik memang tak bisa cepat dilakukan. Namun, dia yakin masyarakat akan perlahan-lahan pindah ke kompor listrik.

"Sama seperti dahulu kita beralih dari minyak tanah ke gas elpiji, memerlukan waktu tapi saya punya keyakinan pasti bisa," katanya.

General Manajer PLN UID Banten, Joharifin, berharap masyarakat mulai beralih ke kompor listrik. Menurutnya, masyarakat bisa lebih hemat dengan kompor listrik.

"Kalau gunakan energi listrik, lebih efisien. Dengan peralatan yang ada saat ini, bisa 45% sampai 55%. Dengan peralatan lain juga bisa 70% sampai 90%, itu bisa berhemat masyarakat di sana," ujarnya.

(aik/haf)