Kemdikdasmen Gratiskan SD-SMP Swasta Secara Bertahap, Total Butuh Rp 183,4 T

4 months ago 18
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online
Jakarta -

Sekjen Kemdikdasmen Suharti telah menghitung untuk melaksanakan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) bahwa biaya SD-SMP swasta digratiskan. Suharti mengatakan pemenuhan sekolah gratis akan dilakukan bertahap.

Hal itu disampaikan Suharti dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (10/7/2025). Suharti mengatakan telah melakukan rapat bersama Menko PMK dan Menteri Agama serta berkomunikasi dengan badan dan lembaga pendidikan swasta.

"Ini usulan prinsip-prinsip yang sudah disepakati bersama, pertama bahwa pemenuhan dilakukan secara bertahap, kemudian pelaksanaannya tidak boleh mengorbankan kualitas," kata Suharti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suharti mengatakan anggaran saat ini belum dapat membiayai keseluruhan sekolah negeri dan swasta. Sebab itu, dia mengusulkan agar tahapannya dilakukan dengan batas-batas tertentu.

"Lebih lanjut, karena pemerintah juga menyediakan pembiayaan sampai batas tertentu, jadi belum memungkinkan barangkali dengan kapasitas fiskal yang ada untuk membiayai keseluruhan kebutuhan sekolah baik negeri maupun swasta," ujarnya.

"Maka yang diusulkan adalah pentahapannya dengan pembiayaan sampai batas-batas tertentu, standar-standar tertentu," sambungnya.

Suharti lalu menjelaskan kriteria sekolah swasta yang perlu dibiayai. Untuk sekolah swasta yang masih mendapatkan pembiayaan dari masyarakat, diusulkan untuk tetap dibiayai investasi yang didukung melalui revitalisasi sekolah.

"Tentu saja, karena kita tentu saja menginginkan kualitas yang lebih baik, maka pelatihan-pelatihan guru tetap mendapatkan tambahan pembiayaan," katanya.

"Kemudian untuk biaya operasional untuk personel supaya ekuivalen dengan yang diterima sekolah swasta, kami posisi simulasi terakhir menggunakan median dari guru-guru yang ada sekarang, menggunakan satuan biaya untuk guru golongan IVA dengan masa kerja 5 tahun, tambahan TPG disesuaikan dengan anggaran tersebut," sambungnya.

Kemudian, untuk nonpersonel, diusulkan penyesuaian Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP). Hal itu, menurut dia, agar dapat mencakup pembiayaan kegiatan-kegiatan yang belum terbiayai dari dana BOS, termasuk ekstrakurikuler.

"Kemudian untuk Program Indonesia Pintar (PIP) kita berikan kepada keluarga yang tidak mampu," ucapnya.

Lebih lanjut, Suharti mengatakan dari simulasi yang telah disampaikan itu, dibutuhkan total Rp 183,4 triliun untuk sekolah swasta maupun negeri. Dia mengatakan hal itu telah dihitung menggunakan sejumlah pendekatan.

"Usulan total ya, dari simulasi tersebut baik swasta maupun negeri Rp 183,4 triliun, kami menghitung untuk swasta dengan pendekatan yang kami sampaikan sebelumnya," ujarnya.

Simak juga Video 'Menko PMK Bakal Cek Progres Rencana SD-SMP Swasta Gratis':

"Namun kita tahu bahwa guru-guru di sekolah negeri masih juga yang statusnya non-ASN, yang butuh juga dukungan, karena ketika nanti sekolah swasta diberikan penganggaran dengan satuan biaya tertentu, tentu yang di sekolah negeri yang belum mencapai tersebut akan menuntut untuk mendapatkan hak yang sama," sambungnya.

Sebab itu, menurut dia, selain kebutuhan tambahan swasta, diusulkan juga penambahan untuk negeri. Dia mengatakan kebutuhan itu telah dihitung dan dibagi untuk 5 tahun ke depan.

"Jadi kalau dihitung-hitung satuan biaya rata-rata untuk yang SD negeri sekitar Rp 8,3 juta. Untuk SMP Rp16 juta, tapi untuk keseluruhan, untuk swasta ada kebutuhan tambahan sekitar Rp 5,9 juta untuk yang SD dan Rp 7,7 juta untuk SMP," paparnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi X My Esti Wijayati meminta agar pelaksanaan putusan MK telah dianggarkan pada 2026. Dia menegaskan agar putusan MK tidak terlewat.

"Bahwa harus ada dipastikan anggaran mengenai tindak lanjut putusan MK, jadi apapun kami akan meminta memastikan anggaran itu di anggaran definitifnya pemerintah," ujarnya.

"Jadi jangan sampai putusan MK lewat begitu saja di anggaran 2026, dengan skema yang sudah diberikan oleh Bu Suharti menyampaikan tadi, kita bisa melewati tahapan tahapan, tapi tahapan yang harus segera dilaksanakan di titik yang mana kita sudah bisa menentukan untuk anggaran 2026," imbuh dia.

Simak juga Video 'Menko PMK Bakal Cek Progres Rencana SD-SMP Swasta Gratis':

(amw/rfs)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di...

Read Entire Article