Kemlu Jelaskan Peran Strategis MIKTA sebagai Kekuatan Menengah Global

5 months ago 29
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Kementerian Luar Negeri Indonesia menjelaskan forum konsultatif informal negara-negara kekuatan menengah MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turkiye, dan Australia) mempunyai peran penting dalam menciptakan dunia yang lebih stabil dan inklusif. Keikutsertaan Indonesia dalam forum tersebut karena didasarkan prinsip kebijakan luar negeri yang menjunjung tinggi keterlibatan aktif, multilateralisme, dan upaya untuk menjembatani berbagai kepentingan atau bridge builder.

Hal itu disampaikan Direktur Pembangunan, Ekonomi dan Lingkungan Hidup Kementerian Luar Negeri Indonesia, Tri Purnajaya, dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community Indonesia bekerja sama dengan The Korea Foundation dalam program Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2025. Diskusi yang menghadirkan pembicara dari perwakilan negara-negara MIKTA itu mengangkat tema 'How Can MIKTA Members Synergize to Reinvigorate Middle Power Diplomacy'.

Tri menjelaskan MIKTA merupakan lima negara demokrasi dan kekuatan menengah yang berasal dari lintas kawasan. Dia mengatakan MIKTA menggunakan diplomasi untuk membentuk gagasan, membangun konsensus dan mempengaruhi wacana global yang mungkin saat ini diabaikan oleh negara-negara kekuatan besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami melihat MIKTA sebagai platform yang fleksibel, lincah, dan berbasis nilai, yang memungkinkan kekuatan menengah untuk pertama, memperkuat suara mereka dalam isu-isu global yang penting, mulai dari respons terhadap pandemi, pembangunan inklusif, tata kelola digital, hingga ketahanan pangan," ujar Tri.

"Kedua, membangun koalisi lintas kawasan dan institusi tanpa harus terikat pada aliansi yang kaku atau perjanjian formal. Ketiga, mendorong dialog dan menjembatani perbedaan kebijakan, khususnya antara negara-negara global utara dan selatan," sambung dia.

Berdasarkan sudut pandang Indonesia, kata Tri, MIKTA melengkapi keterlibatan multilateral Indonesia yang lebih luas seperti melalui ASEAN, G20, dan PBB. Dia mencontohkan bagaimana negara-negara anggota MIKTA memberikan masukan yang berharga saat kepemimpinan Indonesia dalam presidensi G20 pada 2022 lalu. Dia juga menyampaikan apresiasi keterlibatan MIKTA dalam upaya kerja sama negara Selatan-Selatan.

"Kami percaya bahwa salah satu kekuatan MIKTA terletak tidak hanya pada apa yang dilakukannya, tetapi juga bagaimana cara kerjanya. Sejak awal, format MIKTA bersifat informal, berbasis konsensus, dan adaptif," ujar Tri.

Selain itu, kata Tri, di berbagai forum internasional dan multilateral, semakin banyak pernyataan yang dikeluarkan atas nama MIKTA. Menurut dia, ini menjadi pertanda positif bahwa MIKTA semakin dikenal dan masyarakat internasional mulai memahami apa yang MIKTA ingin sampaikan.

"Di sinilah MIKTA berbeda dari paradigma tradisional. Ia bukan sebuah blok atau aliansi dalam pengertian klasik, melainkan bentuk konvergensi kebijakan dari negara-negara kekuatan menengah yang percaya pada tatanan internasional berbasis aturan. Namun, kami juga ingin turut membentuk ulang tatanan tersebut agar lebih adil, inklusif, dan responsif terhadap kebutuhan negara-negara berkembang," kata dia.

Mantan Wakil Duta Besar Indonesia untuk Jepang itu menjelaskan prinsip MIKTA juga sejalan dengan visi politik luar negeri Indonesia yaitu bebas dan aktif. Tri mengatakan MIKTA memungkinkan Indonesia menjalankan diplomasi multilateral yang proaktif dan konstruktif.

"Penting untuk ditekankan bahwa diplomasi saat ini bukan lagi ranah eksklusif negara. Ia semakin dibentuk oleh narasi, keterlibatan publik, dan kemampuan untuk membingkai isu-isu global agar dapat diterima dan dipahami lintas masyarakat," tutur Tri.

(knv/knv)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article