Kiprah Panjang Kombes Rita Peraih Polisi PPA Hoegeng Awards 2025

4 months ago 16
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Kasubdit 1 Dittipid PPA-PPO Bareskrim Polri Kombes Rita Wulandari mendapat penghargaan Hoegeng Awards 2025 kategori Polisi Pelindung Perempuan, Anak dan Kelompok Rentan. Dia banyak membongkar kasus kekerasan yang melibatkan korban perempuan dan anak.

Pemberian penghargaan Hoegeng Awards 2025 kategori 'Polisi Pelindung Perempuan dan Anak' untuk Kombes Rita digelar di Auditorium Mutiara STIK-PTIK Polri, Jakarta Selatan, Rabu (16/7/2025). Acara yang mengangkat tema 'Polisi Rakyat, Teladan Mengabdi' ini disiarkan langsung oleh detikcom.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Chairman of CT Corp Chairul Tanjung (CT) menghadiri Hoegeng Awards 2025. Sejumlah menteri dan pimpinan lembaga negara juga hadir dalam acara tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penghargaan Hoegeng Awards 2025 kategori Polisi Pelindung Perempuan, Anak dan Kelompok Rentan ini dibacakan oleh anggota Dewan Pakar Hoegeng Awards, Putu Elvina. Trofi untuk Kombes Rita Wulandari diberikan oleh Mendagri Tito Karnavian.

Pengumuman penerima penghargaan Hoegeng Awards 2025 ini menandai tahap akhir dari rangkaian panjang seleksi Hoegeng Awards yang berlangsung sejak awal tahun. Proses seleksi melibatkan lima Dewan Pakar yang berasal dari berbagai unsur masyarakat yaitu Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Indonesia Alissa Qotrunnada Wahid, S.Psi, Wakil Ketua Komnas HAM Putu Elvina, S.Psi., MM, Mantan Plt Pimpinan KPK Dr. Mas Achmad Santosa, S.H., LL.M., anggota Kompolnas Gufron Mabruri, dan Ketua Komisi III DPR, Dr. Habiburokhman, S.H., M.H.

Kiprah Kombes Rita Wulandari

Kombes Rita Wulandari memiliki perhatian terhadap kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, dimulai dari soal pekerja migran Indonesia (PMI) perempuan yang dianiaya, hingga mencegah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Warga bernama Gerry Alenius (49), menyebut Rita memiliki kepekaan terhadap isu perempuan dan anak.

"Memang Bu Rita perhatian khusus banget terhadap kejahatan perempuan dan anak, karena kalau kegiatan hari-hari nya tulisan beliau juga banyak sekali hal-hal tentang perempuan anak," ujarnya saat dihubungi.

Dihubungi terpisah, Rita yang saat ini menjabat sebagai Kasubdit 1 Dittipid PPA PPO Bareskrim Polri, menceritakan pengalamannya menangani masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Salah satu kasus yang membekas di benak Rita adalah kasus kekerasan terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI) perempuan bernama Sumiati, asal Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 2010. Sumiati disiksa dengan cara digunting bibir, dan disetrika oleh majikannya di Arab Saudi.

"Dia anak prestasi, dia hanya ingin kumpulin duit untuk melanjutkan kuliah," kata Rita.

Rita yang saat itu menjadi Ps Kanit TPPO di Direktorat Kamtranas, Bareskrim, menangani kasus tersebut. Dia menduga ada dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di kasus tersebut.

Rita menjelaskan kasus tersebut kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak saat itu, Linda Amalia Sari, bahwa ada dugaan perdagangan orang.

"Begitu kami jelaskan, waktu itu Ibu Agung Gumelar (Linda), ini ada indikasi perdagangan orang. Bu menteri atensi, dan memberi perlindungan kepada korban. Ada kemudahan kami untuk atensi percepatan kasus," katanya.

Sumiati berangkat ke Arab Saudi dengan memalsukan dokumen. Perusahaan penyalur memalsukan dokumen. Umur Sumiati dibuat menjadi lebih tua dengan kelahiran 1987 atau berumur 18 tahun, padahal akta dan ijazah Sumiati tertulis 1992.

Dalam kasus tersebut, dua orang sponsor yang memalsukan dokumen ditangkap oleh polisi pada 4 Desember 2010.

Melihat Banyak TKI Jadi Korban Penyiksaan

Saat menangani kasus Sumiati tersebut, Rita melihat realita banyak TKI alami penyiksaan di Arab Saudi. Saat itu, Rita harus mendatangi Sumiati di rumah sakit Arab Saudi untuk meminta kesaksian penyiksaan oleh majikan.

"Saya dapati banyak WNI di RS itu. Jadi mereka kabur dari majikan. Ada yang lompat dari rumah majikan, kemudian lumpuh. Banyak orang-orang kita di sana," ujarnya.

Rita menyampaikan, masalah perlindungan TKI menjadi tanggung jawab setiap kementerian dan lembaga Indonesia. Pada saat itu, Rita menyebut perlindungan TKI masih menjadi PR karena banyak pekerja migran yang berangkat ilegal dan akhirnya disiksa majikannya.

"Kita menganalisa, TKI kita di sana terlantar, jadi mereka berangkat unprosedural. Dia berangkat pake visa umrah tapi kerja. Akhirnya mereka terlantar di sana. Karena unskill, mereka dapat kekerasan di sana, disiksa, dan segala macam," ucapnya.

Evakuasi 2.500 TKI Korban TPPO dari Arab Saudi

Rita melihat bagaimana TKI ilegal, yang jadi korban TPPO, hidup tak menentu di Arab Saudi. Mereka tinggal di kolong Jembatan Kandara, Jeddah, Arab Saudi.

TKI tersebut kebanyakan adalah Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang mengalami p...

Read Entire Article