Pemkab Banyuwangi Serap Aspirasi Anak Lewat Forum 'Rembuk Anak'

4 months ago 11
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi memastikan bakal menghadirkan kebijakan yang ramah anak. Hal ini di antaranya dengan kembali menggelar forum 'Rembuk Anak' di Banyuwangi, hari ini.

Acara yang dihelat di pelinggihan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi itu, diikuti oleh 50 pelajar SMP dan SMA dari berbagai wilayah Banyuwangi. Tak hanya dari sekolah formal, peserta juga berasal dari anak yatim piatu, anak berkebutuhan khusus (ABK), hingga siswa homeschooling.

"Kami ingin menyerap aspirasi, ide dan gagasan dari anak-anak Banyuwangi. Kami ingin apa yang menjadi alam pikir mereka dapat kami akomodasi dalam regulasi yang disusun guna mengatur mereka sendiri," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dalam keterangan tertulis, Senin (21/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih jauh, Ipuk berharap dengan penyusunan kebijakan yang partisipatif tersebut dapat mendorong keterlibatan yang lebih luas.

"Jika kebijakan yang nantinya disusun ini berdasarkan hasil usulan kalian, tentu besar harapan kami, anak-anakku sekalian akan turut serta mengawal terlaksananya kebijakan-kebijakan ini," tuturnya.

Dalam forum tersebut, para peserta membahas enam isu utama yang berkaitan langsung dengan kehidupan remaja. Di antaranya cyberbullying, kekerasan terhadap anak, perundungan di sekolah, penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, dan hubungan dalam keluarga.

Rembug tersebut dimanfaatkan oleh para siswa untuk menyampaikan berbagai usulan. Salah satunya yang disampaikan Jeanny Annisa Risqiah. Dia dan timnya mengusulkan pembentukan komunitas anti-cyberbullying, aplikasi edukasi media sosial, serta wadah aman untuk para korban.

"Korban biasanya ingin identitasnya dilindungi, jadi penting ada komunitas yang mendampingi mereka," kata Jeanny.

Sementara itu, siswi homeschooling PKBM Khodijah di Songgon ini mengaku tertarik ikut karena ingin tahu lebih banyak tentang kehidupan remaja lainnya.

"Saya ikut karena penasaran, ternyata di sini seru. Saya bisa bersosialisasi dan bertukar gagasan," ungkapnya.

Selain itu, siswa SMA Luar Biasa (LB) Banyuwangi Ilham mengusulkan agar ruang-ruang publik di Banyuwangi diisi informasi dalam huruf braille untuk memudahkan akses anak-anak difabel.

"Kalau semua tempat ada informasi pakai braille, kami bisa tahu tentang bangunan-bangunan dan fasilitas di Banyuwangi," kata Ilham.

Usulan juga datang dari siswa SMAN 1 Wongsorejo Kensi Permata Hati. Kensi meminta pencegahan kasus pelecehan seksual dan kekerasan terhadap anak lebih dimassifkan lagi.

"Saya usul kegiatan sosialisasi semacam ini datang ke sekolah-sekolah," tuturnya.

Kensi bercerita jika dirinya sudah ditinggal ayahnya. Meski sehari-hari membantu ibunya berjualan rujak, dia tetap punya cita-cita besar menjadi pramugari kereta api.

"Acara ini menyenangkan dan menginspirasi. Saya tergerak karena cerita soal kekerasan anak, karena ada teman yang mengalami hal semacam ini," tutupnya.

Simak juga Video: Terpana dengan Karya Anak-anak di Pameran Kids Biennale 2025

(akn/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article