Jakarta -
Menjadi anggota Kepolisian Republik Indonesia adalah cita-cita Bripka Batias Yikwa sejak kecil. Banit 3 Satreskrim Polres Keerom itu ingin memajukan tanah kelahirannya Papua.
Berbagai cara dilakukan oleh Bripka Batias agar masyarakat di Kampung Baburia, Keerom, bisa hidup lebih sejahtera. Bripka Batias yang juga bertugas sebagai Bhabinkamtibmas itu ingin warga binaannya memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
detikcom melihat lebih dekat pengabdian yang dilakukan oleh salah satu kandidat 3 besar Hoegeng Awards 2025 kategori Polisi Tapal Batas dan Pedalaman itu. Bripka Batias memperhatikan berbagai aspek pendidikan warga sempat, mulai dari pendidikan hingga perekonomian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sebagai anak asli Papua, apa yang saya jalankan program ini tidak berhenti di sini saja, tapi tetap berkelanjutan terus, (masyarakat) hidup lebih mandiri, lebih semangat lagi, cepat ada berubah, ke depan lebih bagus dari sekarang," kata Bripka Batias dalam wawancara kandidat Hoegeng Awards 2025.
Menurut Batias, menjadi polisi adalah salah satu cara untuk melayani masyarakat. Hal itu dipelajari Batias dari orang tua angkatnya.
"Saya cita-cita memang dari kecil jadi polisi. Kedua orang tua saya meninggal sejak saya masih SD kelas 6, orang tua angkat saya AKP Andi Amrin beliau bertugas di Polda Maluku. Selama saya tinggal dengan beliau, saya pelajari beliau cara-cara untuk melayani masyarakat. Sehingga saya ada motivasi untuk masuk polisi," kata Batias.
Tingkatkan Literasi di Keerom
Masalah pendidikan masih menjadi kendala bagi masyarakat Kampung Baburia. Batias mengatasi hal ini dengan mendirikan perpustakaan dan rumah belajar.
"Jadi di kampung binaan saya, dia memiliki SD cuma satu, banyak anak-anak yang sudah bisa sekolah umurnya, tapi dia tidak bisa sekolah, karena jarak dusun ke sekolah itu jauh. Di sisi lain di Kampung Baburia susah untuk internet, sehingga saya ada buat perpustakaan, dengan tujuan pagi mereka belajar di sekolah, sore mereka datang di tempat bacaan yang saya buat," kata Batias.
Tokoh Masyarakat Kampung Baburia, Deus Tabuni, mengamini bahwa buta huruf banyak dialami oleh warga, terutama kalangan ibu-ibu. Hadirnya perpustakaan yang didirikan oleh Bripka Batias, menjadi salah satu solusi.
"Dia lihat di masyarakat Baburia ini banyak yang belum mengenal huruf. Itu setiap sore itu belajar baca tulis, ibu-ibu yang tidak tahu kemarin, (sekarang) mereka bisa membaca," kata Deus.
Program di perpustakaan tersebut didukung oleh Polres Keerom. Perpustakaan ini diharapkan meningkatkan pendidikan anak-anak di Kampung Baburia.
"Pak Yikwa itu sangat bagus untuk memberikan pengetahuan tentang pendidikan non-formal di sana, kan saat ini sudah ada perpustakaan. Kami suruh anggota ngumpul buku kemudian diserahkan ke sana, sehingga menjadi bahan pembelajaran di sana," kata Kabag SDM Polres Keerom Kompol I Ketut Arnaya.
Tantangan yang dihadapi Bripka Batias dalam memajukan pendidikan anak-anak Papua itu tidaklah mudah. Perpustakaan yang dia dirikan sempat terbakar pada bulan November tahun lalu.
"Saya dengar perpustakaan itu 3 hari saya baru dengar, namun pada bulan November itu musim kemarau, jadi bakar sampah itu api naik ke atap, masyarakat tidak ada yang kasih tahu, tidak berani kasih tahu, karena mungkin takut saya marah," kata Batias.
Batias sempat sedih dan patah semangat melihat musibah tersebut. Batias memutar otaknya, dia kemudian meminta pemerintah desa untuk menyediakan satu ruangan di kantor desa untuk perpustakaan sementara.
"Hari itu saya memang patah semangat, sedih, tapi saya tanya-tanya, ternyata itu bukan sengaja di bakar, itu musibah. Saya tidak marah. Kemudian saya minta satu ruangan di kantor desa (untuk perpustakaan)," tutur dia.
Bripka Batias Yikwa dan anak-anak di Keerom (Foto: 20 Detik)
Bentuk Kelompok Tani
Tak hanya di bidang pendidikan, Batias juga berupaya meningkatkan perekonomian warga Kampung Baburia. Dia menggandeng petani setempat agar lebih produktif.
"Saya lihat masyarakat mayoritasnya bertani, saya bentuk tiga kelompok untuk kami membuka kebun. Jumlah anggota per kelompok 15 orang. Kami membuka lahan dan saya juga memberikan sedikit bantuan berupa bibit," tutur dia.
Berbagai tanaman dikembangkan, mulai dari jagung, ubi jalar hingga sayur-sayuran. Tokoh masyarakat mengaku bahwa aksi Batias itu berdampak terhadap meningkatnya perekonomian warga.
"Jadi mulai sekarang (dengan) adanya dia ekonomi masyarakat Baburia sema...

5 months ago
20
























