Pesan PDIP di Penulisan Ulang Sejarah: Tolong Fakta, Bukan Story yang Menang

6 months ago 34
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat mewanti-wanti soal penulisan sejarah ulang yang dilakukan oleh pemerintah. Ia berpesan supaya penulisan sejarah sesuai dengan fakta bukan berdasar pada story atau cerita mereka yang menang.

Hal itu disampaikan Djarot setelah menghadiri upacara Hari Lahir Pancasila, 1 Juni, di Halaman Parkir Masjid At Taufiq, Lenteng Agung Jakarta Selatan, Minggu (1/6/2025). Djarot mengulas Hari Lahir Pancasila yang sempat ditentang bukan jatuh pada 1 Juni.

"Pemerintah waktu itu berdasarkan tulisan dari Prof Nugroho Notosusanto, mengatakan Hari Lahir Pancasila bukan 1 Juni, itu dilawan dan itu diluruskan oleh para sejarawan," kata Djarot di lokasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia berharap penulisan ulang sejarah bukan memihak kepada siapa tokoh yang menang. Ia menyebutkan penulisan sejarah perlu sesuai dengan fakta di lapangan.

"Maka dari pada itu untuk penulisan sejarah itu tolong benar-benar sesuai dengan fakta sejarah bukan 'his story' bukan story mereka yang menang, tapi betul-betul story cerita perjuangan bangsa kita ini," ungkapnya.

Djarot mengatakan jangan sampai penulisan ulang sejarah ditutup-tutupi. Ia meminta agar penulisan sejarah dilakukan secara terbuka.

"Janganlah kemudian sejarah itu ditutup-tutupi, janganlah sejarah itu disimpang-simpangkan. Maka kita harus benar-benar ketika ada penulisan sejarah itu harus dilajukan dengan terbuka dengan terbuka," ujar Djarot.

Ia juga menyikapi penulisan 'Orde Lama' yang dihapus. Djarot menyerahkan hal itu ke ahli sejarah.

"Kalau Orde Lama, Orde Baru, kita serahkan ke ahli sejarah, masa pemerintahan Bung Karno Orde Lama kan gitu ya, masa pemerintahan Orde Baru masa sekarang ini orde apa? Orde reformasi, nanti orde apa lagi? Itu bagian sejarah juga kan," imbuhnya.

(dwr/knv)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article