Polisi Ungkap Modus Penyeludupan Benih Lobster Rp 9,2 M Via Bandara Soetta

5 months ago 23
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Polisi mengungkap siasat jahat penyelundupan ratusan ribu benih lobster senilai Rp 9,2 miliar melalui Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Para pelaku menyamarkan pengiriman dalam kantong plastik yang sudah diisi oksigen.

"Modus operandi dengan menyamarkan pengiriman benih lobster yang dikemas dalam kantong plastik yang sudah diisi oksigen dan dimasukkan ke dalam koper," kata kata Kapolresta Bandara Soetta Kombes Ronald FC Sipayung dalam keterangannya, Kamis (12/6/2025).

Selanjutnya, koper tersebut akan dikirim ke luar negeri melalui Terminal Cargo Bandara Soekarno-Hatta. Namun hal tersebut bisa digagalkan oleh pihak kepolisian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus terungkap pada Sabtu (31/5) setelah polisi mendapatkan informasi adanya pengiriman benih lobster ilegal di area kargo Bandara Soetta. Saat itu didapati 4 koli barang yang hendak dikirim ke Batam, Kepulauan Riau.

"Setelahnya, dilakukan pengecekan terhadap 4 koli, terdapat 3 koli berisikan benih bening lobster (BBL). Sedangkan 1 koli berisikan kardus-kardus kosong," ujarnya.

Dalam kasus ini, polisi berhasil mengamankan sebanyak 171.880 ekor benih lobster jenis pasir dan mutiara. Ditaksir ratusan ribu benih lobster tersebut senilai Rp 9,2 miliar.

"Jika harga jual Rp 54 ribu per ekor, maka negara mengalami kerugian sebesar Rp 9.281.520.000," imbuhnya.

Peran 7 Orang Tersangka

Polisi menangkap tujuh orang terkait upaya penyelundupan benih lobster melalui Bandara Sorkarno-Hatta (Soetta). Di antara para pelaku, ada petugas keamanan bandara yang terlibat dalam kasus tersebut.

"Tersangka RK yang berprofesi sebagai petugas keamanan, berperan meloloskan pengiriman 3 koli barang yang berisi 3 koper BBL dengan imbalan Rp 4 juta per koper," kata Kombes Ronald.

Tersangka AH berkoordinasi dengan petugas keamanan dan mengantarkan benih lobster ke bandara. Dia diberi imbalan Rp 1 juta untuk setiap kopernya.

Selain itu, ada tersangka JS yang berperan meloloskan barang melalui X-ray dengan imbalan Rp 4 juta per koper. Tersangka DS berperan mengurus SMU (surat muat udara) dengan imbalan sebesar Rp 1 juta per koper.

Ada juga tersangka RS dan AN yang berperan mengemas benih lobster. Terakhir, tersangka WW memerintahkan tersangka AH untuk mencari petugas keamanan yang bisa meloloskan penyelundupan benih lobster.

Pelaku terlibat saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan. Atas kasus tersebut, mereka dijerat Pasal 92 jo Pasal 26 Ayat (1) Undang-Undang (UU) RI Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi UU.

Mereka juga dijerat Pasal 88 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan dan/atau Pasal 87 jo Pasal 34 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan.

(wnv/yld)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article