Pramono Pantau Pengaturan Lalin Jakarta Pakai AI, Ingin Ditingkatkan

6 months ago 43
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Gubernur Jakarta Pramono Anung mengatakan Dinas Perhubungan (Dishub) Jakarta sudah menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam pengaturan lalu lintas. Pramono mengatakan masih perlu penyempurnaan sistem.

"Di Dinas Perhubungan Jakarta untuk mengatur lalu lintas Jakarta ini sudah menggunakan artificial intelligence, yang digunakan adalah Intelligent Traffic Control System (ITCS)," kata Pramono di Kantor Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Abdul Muis, Jakarta Pusat, Selasa (11/6/2025).

Pramono mengaku cukup senang atas sistem yang berjalan. Namun, berdasarkan hasil diskusinya dengan Kepala Dishub Jakarta, Syafrin Liputo, pengendalian lalu lintas dengan AI ini masih perlu ditingkatkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Secara singkat, saya mendapatkan jawaban yang memuaskan. Sebenarnya sistemnya sudah cukup baik, hanya memang masih kurang," ungkapnya.

"Tetapi yang saya senang adalah tadi saya melihat sendiri bahwa pengaturannya dengan Artificial Intelligence ini sudah sangat baik," lanjutnya.

Sementara itu, Syafrin menjelaskan bahwa untuk saat ini Jakarta mengalami perbaikan peringkat soal indeks kemacetan. Dia menyebut peringkat kemacetan Jakarta naik 60 peringkat dibanding tahun lalu.

"Bahwa semula di 2023 peringkat Jakarta adalah peringkat ke-30 kota termacet di dunia dari 386 kota. Tahun 2024 meningkat menjadi 90. Jadi ada perbaikan peringkat 60 peringkat dari 30 ke 90 dari 386 kota di dunia yang dinilai oleh TomTom Traffic Index," kata Syafrin.

AI di Simpang Lampu Merah pada 2024

Dishub Jakarta akan menempatkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di sebanyak 40 lokasi dari total 321 simpang jalan dengan lampu lalu lintas di berbagai wilayah administrasi Jakarta. Apa fungsinya?

"Sistem ini dimulai tahun 2022, berjalan dilanjutkan 2023. Target kami, ada 321 simpang yang nantinya menggunakan kecerdasan buatan. Baru 40 simpang yang kami lakukan dengan sistem kecerdasan buatan," kata Kepala Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Yayat Sudrajat, dilansir Antara, Rabu (24/7).

Yayat menyampaikan itu dalam seminar daring bertema 'Sistem Pintar Pengendalian Lalu Lintas untuk Jakarta sebagai Kota Global' yang diadakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Sejumlah simpang ini antara lain di Jalan Kyai Tapa-Jalan Daan Mogot, Jalan S Parman-Jalan Tomang Raya, Jalan Gatot Subroto-Jalan Rasuna Said, Jalan MT Haryono-Jalan Sutoyo, Jalan Ahmad Yani-Jalan Utan Kayu, Jalan Gunung Sahari-Jalan Wahidin, Jalan Gunung Sahari-Jalan Mangga Besar.

Yayat mengatakan sistem kecerdasan buatan ini dapat membantu mengidentifikasi volume lalu lintas di setiap kaki simpang, jenis kendaraan misalnya berat, ringan, dan bahkan sepeda. Selain itu, sistem itu juga membantu memantau pelanggaran yang dilakukan pengguna jalan, misalnya tidak mengenakan sabuk keselamatan.

Pengaturan simpang menggunakan kecerdasan buatan di DKI Jakarta yakni menghitung volume berdasarkan karakteristik kendaraan dan antreannya. Ketika panjang antrean melebihi batas yang ditentukan maka sistem akan memberikan prioritas hingga akhirnya setiap kaki simpang akan terjadi kelancaran.

(bel/jbr)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article