Senior PPDS Bully dr Aulia gegara Tak Dibelikan Rokok, Berdalih Uji Mental

6 months ago 40
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Satu per satu pengalaman pahit yang dialami mendiang dokter Aulia Risma terbuka di pengadilan. Korban diketahui pernah di-bully seniornya di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro karena tidak membelikan rokok.

Hal itu diungkap oleh ibu dokter Aulia, Nusmatun Malinah, dalam sidang lanjutan kasus perundungan yang menimpa anaknya. Dihadirkan sebagai saksi, Nusmatun menceritakan sejumlah momen perundungan yang dialami anaknya.

"Kalau curhatan itu hanya setiap hari ada. Itu lewat WhatsApp (WA). Masalah perlakuan seniornya, dimarahi, diberi beban. Terus curhatan dibully sama yang namanya Zara," urai Nusmatun di PN Semarang, dilansir detikJateng, Rabu (4/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dokter Aulia diterima di PPDS Anestesi Undip sejak Juni 2022. Namun, sejak November mendiang telah rutin ke psikiater akibat beban mental yang diterimanya.

"Karena kalau di rumah saya tidak pernah memarahi, tidak pernah menggunakan kata-kata yang keras. Begitu masuk di PPDS ditempa dengan caci maki, dengan suara yang tidak pernah didengar, sehingga secara tidak langsung itu anak saya sudah ketakutan," papar Nusmatun.

Nusmatun bercerita anaknya pernah dibentak oleh seniornya melalui sambungan telepon pada malam hari. Tindakan itu dilakukan usai dokter Aulia tidak membelikan seniornya rokok. Pelaku berdalih hanya ingin menguji mental.

"Termasuk anak saya malem-malem ditelepon (senior) ternyata hanya karena tidak dibelikan rokok. Langsung saya ceritakan sama dokter Taufik. Dokter Taufik bilangnya itu untuk melatih mental," terangnya.

Baca selengkapnya di sini.

Simak juga Video 'Rentetan Kasus Pelecehan Seksual Bikin Pasien Takut Periksa ke Dokter OBGYN Pria?':

(ygs/whn)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article