Tentang Jabal Nur dan Tradisi Rihlah Ilmiah yang Memudar Saat Berhaji

6 months ago 36
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Makkah -

Mendaki Jabal Nur yang di puncaknya terdapat Gua Hira menjadi salah satu kegiatan para jemaah haji setelah rangkaian ibadahnya selesai. Namun, perjalanan ke Gua Hira sering dilakukan sebatas untuk ziarah atau berkunjung, bukan menjadi rihlah ilmiah atau perjalanan dengan tujuan belajar.

detikcom mengunjungi Jabal Nur pada Sabtu (14/6/2025). Jalur pendakian dimulai dari area Hira Cultural District yang merupakan tempat wisata baru di Makkah. Area ini berisi museum, kafe, toko suvenir hingga tempat menunggangi unta.

Pengunjung dari berbagai negara, termasuk Indonesia, terlihat datang sejak dini hari untuk bisa mendaki Jabal Nur. Butuh waktu sekitar 1,5 jam ke puncak setinggi 642 meter tersebut. Pendakian memang baiknya dilakukan pada malam hingga dini hari saat suhu di Makkah mulai menurun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mendaki Jabal Nur yang di puncaknya terdapat Gua Hira menjadi salah satu kegiatan para jemaah haji setelah rangkaian ibadahnya selesai. (Haris/detikcom).Foto: Mendaki Jabal Nur yang di puncaknya terdapat Gua Hira menjadi salah satu kegiatan para jemaah haji setelah rangkaian ibadahnya selesai. (Haris/detikcom).

Otoritas Saudi juga melarang pendakian dilakukan pukul 11.00-16.00 waktu Arab Saudi demi keamanan dan keselamatan. Jalur pendakian sudah dilengkapi tangga untuk memudahkan jemaah.

Namun, jalur pendakian semakin sempit dan curam ketika mendekati puncak Jabal Nur. Area puncak juga dipadati pendaki yang hendak berkunjung ke Gua Hira, yang merupakan tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama, dan melaksanakan salat subuh di sana.

Mendaki Jabal Nur yang di puncaknya terdapat Gua Hira menjadi salah satu kegiatan para jemaah haji setelah rangkaian ibadahnya selesai. (Haris/detikcom).Foto: Mendaki Jabal Nur yang di puncaknya terdapat Gua Hira menjadi salah satu kegiatan para jemaah haji setelah rangkaian ibadahnya selesai. (Haris/detikcom).

Ketua Mustasyar Diny PPIH Arab Saudi, Prof Oman Fathurahman, mengatakan ziarah ke Gua Hira bukan rangkaian ibadah haji. Dia menyebut saat ini Gua Hira menjadi lokasi ziarah belaka.

"Jadi Gua Hira tempat ziarah belaka. Tidak ada di dalamnya itu bagian dari ritual ibadah haji," kata Oman.

Dia mengatakan haji sendiri punya beberapa unsur. Pertama, haji memiliki unsur ibadah.

"Kita tahu di dalam haji itu ada unsur ibadah, ada unsur ziarah, ada unsur tijarah (artinya) dagang, tapi kalau dulu ada unsur rihlah ilmiah, haji itu selalu ada berilmu," ucapnya.

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah ini menyebut tradisi rihlah ilmiah ini yang memudar dari haji di masa kini. Dia mengatakan jemaah haji di masa lalu biasanya akan meluangkan waktu untuk belajar lebih dulu sebelum pulang ke Tanah Air masing-masing.

"Masyarakat Indonesia pada masa lalu itu bisa 19 tahun, 10 tahun ketika haji itu tidak langsung pulang. Sekarang memang agak hilang. Ibadahnya ada, ziarahnya ada, tijarah juga makin ada mal begitu tapi unsur yang hilang itu rihlah ilmiahnya," ucapnya.

Oman kemudian menjelaskan tentang Jabal Nur yang merupakan lokasi peristiwa penting dalam Islam. Dia mengatakan Jabal Nur menjadi tempat turunnya wahyu pertama untuk Nabi Muhammad berupa lima ayat Al-Qur'an menjadi simbol lahirnya agama baru, pencerahan dan juga pembelajaran.

Ayat pertama yang turun itu berisi perintah untuk membaca. Saat itu, katanya, Nabi Muhammad sempat bingung tentang apa yang harus dibaca saat bertemu dengan malaikat Jibril yang menyampaikan firman Allah di Gua Hira.

"Kebesaran Islam yang sekarang kita rasakan dimulai dari ruang yang sempit itu dan untuk mencapai ruang yang sempit kita semua tahu tadi mulai tengah malam begitu susah payahnya apalagi zaman Rasul dulu. Jadi maknanya adalah bahwa untuk mencapai kebesaran, kemuliaan itu harus ada perjuangan," ucapnya.

Dia menyebut Jabal Nur juga di...

Read Entire Article