Waka DPD Yakin Usul Gelar Pahlawan Soeharto Tuai Pro Kontra: Lihat Akhirnya

6 months ago 43
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Wakil Ketua DPD RI Yorrys Raweyai menanggapi polemik usulan gelar pahlawan nasional untuk Presiden ke-2 RI Soeharto. Yorrys meyakini usulan itu pasti menuai pro dan kontra.

"Pemerintah punya itu sendiri, kemudian mereka akan melihat aspirasi-aspirasi masyarakat, kemudian dengan parameter yang dipakai, saya kira lihat hasil akhir nanti bagaimana dari pemerintah," kata Yorrys di kompleks parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (27/5/2025).

Yorrys meyakini pemerintah akan melihat aspirasi-aspirasi masyarakat. Menurutnya, hal yang wajar jika terjadi pro dan kontra dalam setiap usulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kan pasti pemerintah akan menampung semua aspirasi, tapi ini dalam demokrasi kalau semua bilang setuju saja komunis namanya, harus pasti ada pro dan kontra. Kemudian kita sekarang aja ijazah aja belum selesai kan," ujarnya.

Sebelumnya, Sejumlah aktivis dari berbagai pergerakan tahun 1998 menggelar diskusi mengenang peristiwa Reformasi. Salah satu yang jadi bahan diskusi mengenai wacana pemberian gelar pahlawan terhadap Presiden ke-2 RI Soeharto.

Diskusi ini mengangkat tema 'Refleksi 27 Tahun Reformasi: Soeharto Pahlawan atau Penjahat HAM?'. Acara diskusi ini berlangsung hari ini, Sabtu (24/5), di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Selatan.

Salah satu perwakilan aktivis 98, Mustar Bonaventura, menjelaskan wacana pemberian gelar pahlawan kepada mantan presiden Soeharto menjadi sorotan. Mustar menyebut aktivis 98 sepakat menolak wacana tersebut.

"Ini adalah peringatan, bukan cuma berkumpul, tapi adalah peringatan. Menurut kami, adanya wacana atau ide akan dianugerahkan gelar pahlawan nasional terhadap Soeharto, jelas kami bersepakat menolak," kata Mustar.

Dia menjelaskan para aktivis 98 menolak wacana tersebut karena dinilai bertentangan dengan amanat reformasi. "Kami keberatan dan ini adalah jauh dari nilai-nilai dari yang kita perjuangkan lahirnya dulu reformasi di tahun 98," ujar Mustar.

(amw/maa)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article