Warga Enggan Konsumsi Paru Sapi Kurban Bertuliskan Nama Orang di Tangsel

6 months ago 44
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Tangerang Selatan -

Potongan paru sapi kurban yang bertuliskan nama orang di Pondok Betung, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), tak akan dikonsumsi. Warga setempat akan berdiskusi dengan para ahli.

Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Al Ikhlas Suhada mengungkapkan alasan paru sapi tidak akan dikonsumsi. Menurutnya, penemuan paru sapi bertuliskan nama seorang warga ini harus dilegendariskan.

"Yang jelas, ini nggak mungkin kita konsumsi. Ini sebuah apa ya, sebuah bagian yang udah tidak bisa dilupakan begitu saja, dan harus kita legendariskan," kata Suhada ditemui di Masjid Al Ikhlas, Pondok Betung, Pondok Aren, Kota Tangsel, Senin (9/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua DKM SuhadaFoto: Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Al Ikhlas Suhada (Kurniawan/detikcom)

Suhada menjelaskan pihaknya akan melakukan diskusi lebih dulu mengenai langkah yang akan diambil untuk penanganan paru sapi tersebut. Pihaknya akan berdiskusi dengan pengurus DKM.

"Saya tidak sendiri ya. Saya banyak, para wakil, para bidang, ada imam. Itu nanti kita diskusikan. Saya juga pengurus MUI di Tangerang selatan. Saya akan konfirmasi tentang bagaimana baiknya," ujar Suhada.

"Kalau misalnya ini masalahnya adalah untuk langkah untuk kita jadikan sebagai catatan yang bersejarah, nanti kita upaya caranya seperti apa. Teknik seperti apa, nanti kita tanya yang ahli ya, seperti itu. Yang jelas, tidak kita konsumsi," lanjutnya.

Awal Mula Ditemukan

Suhada menjelaskan awal diketahui paru sapi itu memiliki tulisan nama seseorang saat panitia kurban melakukan proses penyesetan. Saat itu, kata dia, salah satu panitia kurban bernama Warman yang menemukan adanya paru sapi bertuliskan nama seseorang.

"Ketika penyesetan itu yang dilakukan oleh Bapak Warman, ternyata ada satu keajaiban dan satu yang unik, ajib. Apa keajaibannya? Ada tulisan yang tertulis ternama 'Muhamad Musofa bin Jalal Sayuti', yang bertuliskan berupa huruf kapital, semuanya kapital," kata Suhada.

Suhada mengatakan tulisan sempat dicoba untuk dihapus oleh panitia kurban. Menurut pengakuannya, tulisan itu tidak bisa dihilangkan.

Dia menyebut, setelah gagal menghapus tulisan pada paru sapi tersebut, Warman melaporkan penemuan itu kepadanya. Dia mengaku sudah mengecek tulisan tersebut dan berpendapat bahwa tulisan itu bukan buatan manusia.

"Akhirnya kesimpulannya ternyata betul ini bukan rekayasa manusia, bukan rekayasa sengaja oleh orang yang berkorban, apalagi dari panitia. Nauzubillah. Tidak ada rekayasa apa pun," ujar Suhada.

Dia menjelaskan sosok Muhamad Musofa bin Jalal Sayuti merupakan warga yang saat Idul Adha kemarin menyumbang satu ekor kambing untuk disembelih dan bukan pemilik sapi yang dikurbankan. Dia mengatakan Musofa pun sudah diberi tahu tentang temuan ini.

"Sudah (diberi tahu), dan beliau sendiri ketika ketemu dengan saya waktu salat subuh, dia menangis karena saya sampaikan kronologinya," jelas Suhada.

Simak juga video: Tips Menggoreng Paru Sapi Menjadi Krispi

(eva/eva)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article